Wednesday, October 21, 2015

Perintah Berdo'a

            
1.    Perintah Berdo’a
Allah  swt, memerintahkan agar manusia berdoa, memohonkan segala hajatnya, baik urusan duani ataupun urusan akhirat. Manusia yang tidak mau berdoa, ia termasuk orang yang takabbur/menyombongkan diri kepada Allah, dan baginya disediakan neraka jahannam. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an.

 اُدۡعُوۡ نِيۡ اَسۡتَجِبۡ لَكَمْ إِنَّ اَّلذِيْنَ يَسْتَكْبِرُ وْنَ عَنْ عِبَا دَتِى سَيَدْ خُلوُ نَ جَ ھَنَّمَ دَاخِرِ يْنَ.
UU’UUNII ASTAJIB LAKUM INNAL LADZINA YASTAKBIRUUNA ‘AN ‘IBADATII SAYADKHULUUNA JAHANNAMA DAAKIRIINA.

Artinya:
“berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (Q.S. Al-Mukmin, 40:60)

2.    Allah swt, senang jika senantiasa diminta

Allah  adalah Maha Kaya, dan kekayaan-Nya tidak akan habis-habisnya sekalipun terus menerus diminta. Jika manusia tidak bosan – bosan meminta dan berdoa, Allah pasti memperkenankanya, bahkan Dia sangat senang jika senantiasa diminta.

سَلُوۡااللَّهَ مِنۡ فَضۡلِهِ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنۡ فَضۡلِهِ فَاِنَّ اللّٰهَ يَحِبُّ اَنۡ يَسۡأَ لَ.
 SALULLAHA MIN FADHLIHI FAINNALLAHA YUHIBBU AN YAS-ALA

Artinya:
 “Mintalah kalian kepada Allah dari anugrah-Nya. Sesungguhnya Allah senang (jika) senantiasa diminta”. (HR> Tarmidzi dan Abu Nu’aim).

3.    Allah swt, benci terhadap orang yang tidak menyukai berdo’a.
Tidak berdoa bearti tidak mau melaksanakan perintah Allah, karena seseorang telah merasa mampu dan kaya atas segala yang dimiliknya. Maka, Allah murka kepadanya.
مَنۡ لَمۡ يَسۡىَٔلِ اللّٰهَ يَلَيۡهِ.
 MAN LAM YAS-ALILLAHA YAGHDHAB ‘ALAIHI.

Artinya:
“Siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka murka kepadanya” (HR. Tarmidzi).

4.    Meyakini dengan hati bahwa doanya akan diperkenanan

Bahwa segala sangkaan manusia yang ditujukan kepada-Nya akan selalu di ingat oleh Allah swt. Jika sangkaan manusia itu baik, dan yakin bahwa Allah itu Maha memperkenankan, pasti segala permohonannya akan diperkenankan. Namun, jika sangkaan manusia itu tidak baik, artinya ragu-ragu akan kemurahan Allahyang bakal memperkenankan doanya, maka bagi Allah yang demikian itu adalah tergantung kepada sangkaan dalam hati manusia itu sendiri.

اِنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُو لُ: اَناَ عِنۡدَ ظَنِّ عَبۡدِ ى بِى وَاَنَا مَحَهُ اِذَادَعَا نِي.
INNALLAH ‘AZZA WAJALLA YAQULU: ANAA ‘INDA ZHANNI’ABDII BII WA-ANAA MA’AHU IDZAA DA’AANII.

Artinya:
“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla berfirman (dalam hadis Qudsyi): Aku akan mengikuti sangkaan-sangkaan hamba-Ku. Dan selalu menyertainya apabila ia berdoa kepada-Ku” (HR.Bukhari dan Muslim).

Jadi. Jelaslah bahwa keyakinan dalam berdoa itu memerlukan konsentrasi, yaitu konsentrasi ketika ia berdoa dan menghadap Allah yang bakal memperkenankannya: Jika dalam berdoa itu dilakukan sambil melamun dan lalai, tentulah doanya tidak akan diperkenankan. Ini merupakan bahan intropeksi bagi manusia, sehingga ia tidak perlu buruk-sangka bahwa doanya tidak diperkenankan, kemungkinannya, ia hanya berdoa dengan mulutnya saja, sedang hatinya lalai bahkan tidak mengerti apa yang ia ucapkan.

فَإِنۡ سَأَ لۡتُمُ اللّٰهَ عَزَّوَجَلَّ يٰاأَيُّھَاالنَّا سُ فَا سۡىَٔلُوۡ ەُوَاَنۡتُمۡ مُوۡ قِنُوۡ نَ بَالۡإِ جَا بَةِ فَإِنَّ اللّٰهَ لاَيَسۡتَجِيۡبُ لِعَبۡدٍ دَعَاهُ عَنۡ ظَهۡرِ قَلۡبٍ غَا فِلٍ.
FAIN SA-ALTUMULLAHA ‘AZZA WAJALLA YAA AYYUHAN-NAASU FAS-ALUUHU WA-ANTUM MUU QINUUNA BIL-IJABATI FAINNALLAHA LAA-YASTAJIIBU LI’ABDIN DA’AHU ‘AN ZHAHRI QALBIN GHAAFILIN.

Artinya:
“Maka jika kalian memohon kepada Allah Azza Wajalla, wahai manusia, mohonlah langsung kehadirat-Nya dengan sepenuh keyakinan bahwa dao kalian akan diperkenankan, karena Allah tidak memperkenankan doa hamba-Nya yang keluar dari hati yang lalai”.(HR.Ahmad).


1.    Berdoa dengan rendah hati, suara lembut, rasa takut, dan penuh harapan


اُدۡعُوۡاَربَّكُمۡ تَفۡيَةًاِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الۡمُعۡتَدِ يۡنَ.
UD’UU RABBAKUM TADHARRU’AN WAKHUFUYATAN INNAHU LAA-YUHIBBUL MU’TADIINA.

Artinya:
“Berdoalah kalian kepada Tuhan dengan berendah hati dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampoi batas”. (Q.S. Al-A’raf, 7:55)
وَدۡ عُوۡهُ خَوۡ فًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحۡمَةَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ مِنَ الۡمُحۡسِنِيۡنَ.
WAD’UUHU KHAUFAN WATHAMA’AN INNA RAHMATALLAHI QARIBUN MINAL-MUHSININA.

Artinya:
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan sungguh-sungguh (berharap akan diterima). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.(Q.S. Al-A’raf, 7:56)

2.    Saat ijabah dalam berdoa
Saat ijabah dalam berdoa antara lain:
             a.      Tengah atau akhir malam

يَنۡزِ لُ رَبُّنَا كُلَّ لَيۡلَةٍاِلَى سَمَا ءِ ا لدُّ نۡيَا حِيۡنَ يَبۡقٰى سُلُثُ الَّليۡلِ الۡاٰ خِرِ فَيَقُوۡ لُ مَنۡ يَدۡ عُوۡبِى فَاَ سۡتَجِيۡبُ لَهُ وَ مَنۡ يَسۡأَلُنِى فَأُ عۡطِيَهُ وَمَنۡ يَسۡتَعۡفِرُ لَهُ.
YANZILU RABBUNAA KULLA LAILATIN ILA SAMAID DUNNYAA HIINA YABQA TSULUTSUL LAILIL AAKHIRI FAYAQUULU MAN YAD’UUNIL FASTAJILBU LAHU WAMAN YAS-ALUNII FAU’THIYAHU WAMAN YASTAGHFIRUNII FA-AGHFIRU LAHU.

Artinya:
“Rasulullah saw. Bersabda: pada setiap malam, Tuhan kita turun ke langit dunia, yaitu ketika bersisa sepertiga malam yang akhir. Maka Allah berfirman: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, pasti Ku-beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, pasti akan Ku-ampuni”. (HR. Bukhari, Muslim, Tarmidzi, dan lainnya).

Dan dalam hadist lainnya,
اِذَامَضٰى ثَطۡرُ اللَّيۡلِ اَوۡثُلُثَا ەُ يَنۡزِ لُ اللّٰهُ تَبَا رَكَ وَتَعَا لىٰ إِلَى الَّمَاۤءِالدُّنۡيَا فَيَقُوۡلُ هَلۡ مِنۡ سَا ىِٔلٍ فَيُعۡطٰى،هَلۡ مِنۡ دَاٍع فَيُسۡتَجَا بُ هَلۡ مِنۡ مُسۡتَغۡفِرٍيَغۡفِرۡلَهُ حَتّٰى يَنۡفَرِجَ ا لصُّبۡحُ.
IDZAA MADHAA SYATHURUL-LAILI AU TSULUTSAAHU YANZILULLAHU TABAARAKA WATA’AALAA ILAS-SAMAA-ID DUNYA FAYAQUULU HAL MIN SAAILIN FAYU’THAA, HAL MIN IN FAYUSTAJAABU, HAL MIN MUSTAGHFIRIN YAGHFIR LAHU HATTAA YANFARIJAS-SHUBHU.

Artinya:
“Jika telah lewat sebagian malam atau dua pertiganya (maka tinggal yang sepertiga), akan turun kelangit duania Allah Yang Maha Memberi dan Maha Tinggi, lalu berfirman; ‘ Tak ada seorangpun yang meminta, pasti ia akan Ku-beri. Tak ada seorangpun yang berdoa, pasti ia akan Ku-kabukan. Tak ada seorangpun yang memohon ampun, pasti ia akan Ku-ampuni’.(HR. Bukhari dan Muslim).

             b.      Sesudah shalat fardhu
قِيۡلَ يَارَسُوۡ لَ اللّٰهِ يُّ الدُّ عَاءِاَسۡمَعُ؟ قَالَ: جَوۡفَ اللَّيۡلِ وَدُبُرَالصَّلَوَاتِ اۡلمَكۡتُوۡبَاتِ.
QILLA YA RASULLAHI AYYUD-DU’AA-I ASMA’U ? QAALA: JAUFAL LAILI WADUBURASH SHALAWAATIL MAKTUUBAATI
Artinya:
Ditanyakan orang (kepada Rassulullah): Ya Rasulullah, doa manakah yang sangat didengar oleh Allah? Rasulullah saw. Menjawab: Yaitu doa di tengah malam dan setelah shalat fardhu”(HR.Tarmidzi).
 


            c.      Diwaktu lapang dan tenang
Waktu berdoa bukan hanya disaat mendapat kesusahan, kesedihan dan banyak hajat, karena hal yang demikian ini sudah menjadi kebiasaan . juga disaat mendapat kelapangan, ketenangan dan penuh kesuakaan, itulah sebagai ujian apakah manusai bersyukur karena kelapangannya itu, sehingga ia akan tetap dekat dan banyak berdoa kepada Allah.
لَيۡسَتۡ شَيۡءٌ اَكۡرَمَ عَلَى اللَّهِ عَزَّوَ جَلَّ مِنَ ا لدُّ عَاءِفِى الرَّخَاءِ.
LAISAT SYAIUN AKRAMA ‘ALALLAHI AZZA WAJALLA MINAD-DO’AA-I FIR-RAKHAA-I
Artinya:
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah Azza Wajalla dari pada doa ketika dalam keadaan lapang”.(HR.Hakim).
Dan dalam hadits lainnya;
مَنۡ سَرَّهُ أَنۡ يَسۡتَجِيۡبَ اللّٰهُ عِنۡدَ الشَّدَ ائِدِ فَلۡيُكۡثِرمِنَ الدُّعَاءِفِى الرَّخَاءِ.
MAN SARRAHU AN-YASTAJIIBALLAHU ‘INDASY SYADA-IDI FALYUKTSIR MINAD-DU’AA-I FIRRAKHAA-I.
Artinya:
“Barang siapa yang mengiginkan doanya dipenuhi Allah ketika dalam keadaan kesulitan, maka hendaklah ia memperbanyak doa diwaktu lapangnya. (HR.Tarmidzi dan Hakim).

            d.      Diwaktu sujud
Waktu sujud merupankan saat paling dekat antara seorang hamba dengan Allah, pada saat itulah hendaknya memperbanyak doa, baik pada saat shalat wajib, shalat sunnat, ataupun pada sujud – sujud lainnya seperdi sujud syukur dan sujud tilawah.
اَقۡرَبُ مَايَكُوۡنُ الۡعَبۡدُ مِنۡ رَبِّهِ وَهُوَسَا جِدٌ فَاَ كۡثِرُوۡاالدُّعَاءَ.
AQRABU MAA YAKUUNUL ‘ABDU MIN RABBIHI WAHUWA SAAJIDUN FA-AKTSIRUD DU’AA-I
Artinya:
“Saat seorang hamba sangat dekat kepada Tuhanya adalah ketika ia sedang sudjud. Maka banyak – banyaklah berdoa pada saat itu.
Dan dalam hadits lainnya,
مَاوَضَعَ رَجُلٌ جَبۡهَتَهُ لِلّٰهِ سَا جِدًافَقَالَ رَبِّ اغۡفِرۡلِى ثَلَا ثًا اِلاَّرَفَعَ رَأۡسَهُ وَقَدۡ
MAA WADHA’A RAJULUN JABHATAHU LILLAHI SAAJIDAN FAQAALA RABBIGHFIRLII TSALATSAN ILLA RAFA’A WAQAD GHUFIRO LAHU
Artinya:
“Tidaklah seseorang hamba menaruh keningnya bersujud kepada Allah, dan ia berkat: Tuhanku, ampunilah dosaku – tiga kali - , kecuali pada saat ia mengangkat kepalanya telah diampuni dosanya”.(HR. Ibnu Abi Syaibah).

Dan dalam hadits lainnya,
فَأَعِنۡ عَلٰى نَفۡسِكَ بِكَثۡرَةِالسُّجُوۡدِ.
FA-A’IN ‘ALA NAFSIKA BIKATSRATIS SJUUD

Artinya:
“Mintalah tolong untuk dirimu dengan memperbanyak sujud”.(HR.Muslim).

7.    Setiap berdoa hendaknya dimulai dengan hamdalah dam Shalawat atas Nabi saw.
كُلُّ دُعَاءٍ مَحۡخُوۡبٌ حَتّٰى يُصَلِّى عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰ اٰلِمُحَمَّدٍ.
KULLU DA’AA-IN MAHJUUBUN HATTAA YUSHALLII ‘ALA MUHAMMAD IN WA’ALA AALI MUHAMMADIN.

Artinya:
“setiap doa terlhalang (untuk sampainya kepada Allah swt), sehingga dibacanya shalawat atas Nabi dan keluarga Muhammad saw”. (HR. Tarmidzi)



No comments:

Post a Comment