Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe membuka Lowongan Kerja Guru Honorer sebagai sebagai berikut:
- Guru PAI (Kode : GPAI)
- Guru Bilologi ( Kode : GBIO)
- Guru Fisika (Kode : GFIS)
- Guru Bahasa Indonesia (Kode : GBIN)
- S1 Jurusan yang sesuai
- IPK Minimal 3.00;
- Pengalaman sebagai guru minimal 1 tahun dan AKTA IV (diutamakan);
- Mampu mengajar berbagai mata pelajaran (Khusus untuk Guru SD);
- Bisa berbahasa Inggris dengan baik (TOEFL Min.400);
- Mampu mengoperasikan minimal Microsoft Officer.
- Surat Lamaran;
- CV;
- Surat Referensi Kerja;
- Foto berwarna 3x4 cm sebanyak 4 lembar;
- Photo copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku;
- Surat Keterangan Sehat;
- Photo copy Ijazah terakhir dan Transkrip Nilai (dilegalisir) sebanyak 2 lembar;
- Cantumkan Kode Posisi dan Lokasi Sekolah yang diinginkan dalam Surat Lamaran
Surat Lamaran dapat diantar langsung atau dikirim via Email ataupun via POS ke alamat :
Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
Jl. Medan - B. Aceh Desa Panggoi, Kec. Muara Dua Lhokseumawe
Kode Pos 24352 Telp. (0645)-631129 Email : liaulfa@yahoo.com
Profil Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
Pendidikan merupakan satu bidang garap yang sangat penting dalam usaha
rekonstruksi Aceh pasca-tsunami pada 26 Desember 2004. Bidang pendidikan
meliputi baik pembangunan kembali sarana dan prasarana pendidikan, di
mana ribuan gedung sekolah hancur akibat gelombang tsunami, maupun
sumber daya manusia. Sebagaimana diketahui, sekitar dua ribu lima ratus
(2.500) guru (SD hingga SMU) dilaporkan telah meninggal dunia menyusul
musibah gempa dan tsunami (Media Indonesia, 7 Januari 2005). Terhadap
angka di atas juga masih perlu ditambah jumlah tenaga pengajar perguruan
tinggi yang ikut menjadi korban tsunami. Universitas Syiah Kuala—salah
satu perguruan tinggi terkemuka di Aceh—melaporkan sekitar seratus tiga
(103) dosen meninggal dunia dan sembilan puluh dua (92) lainnya hilang
(Media Indonesia, 11 Januari 2005).
Bisa dipastikan, kerusakan sarana dan hilangnya tenaga kependidikan
berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Aceh. Sebagian
anak-anak Aceh harus kehilangan pendidikan yang jelas sangat penting
untuk menciptakan generasi masa depan lebih baik. Di samping itu,
persoalan mereka menjadi makin parah mengingat bahwa musibah tsunami
juga telah meninggalkan trauma psikologis yang sangat besar. Tidak
sedikit anak-anak Aceh, dan juga masyarakat secara umum, yang
membutuhkan penanganan psikologis khusus akibat musibah ini.
Oleh karena itu, pembangunan kembali bidang pendidikan merupakan salah
satu aspek sangat mendasar dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi
Aceh pasca musibah gempa dan tsunami. Bersama bidang-bidang penting lain
sosial-budaya, ekonomi dan politik pembangunan bidang pendidikan mutlak
diperlukan, karena akan sangat menentukan masa depan Aceh. Dalam
kerangka ini pula, pihak pemerintah bersama pihak swasta dan lembaga
asing memberi perhatian sangat besar dalam membangun kembali sarana dan
prasarana pendidikan di Aceh. Mereka secara intensif terlibat dalam
rehabilitasi dan pembangunan gedung-gedung sekolah, penyelenggaraan
pendidikan darurat, dan pembangunan mental anak-anak Aceh yang mengalami
trauma psikologis akibat musibah tsunami.
Dalam karangka inilah Yayasan Sukma berpartisipasi dalam program-program
pembangunan pendidikan di Aceh. Yayasan Sukma berinisiatif membangun
tiga sekolah (Sekolah Sukma Bangsa) di tiga kabupaten di Aceh, yakni di
Pidie, Bireun, dan Lhokseumawe, dan satu sekolah (SMU) di Nias, Sumatra
Utara. Tentu saja, ada sejumlah alasan mengapa Yayasan Sukma memilih
membangun Sekolah Sukma Bangsa yang berorientasi pada pengembangan mutu
(kualitas) dan potensi anak. Salah satu alasan yang fundamental adalah
aspek jangka panjang kegunaan dana masyarakat yang terhimpun melalui
Pogram Indonesia Menangis Metro TV selama beberapa bulan pasca-tsunami.
Di samping itu, tantangan riil abad ke-21 bagi sektor pendidikan semakin
kuat, yang mensyaratkan sekolah untuk memiliki kinerja akademik yang
baik, jaminan kualitas pendidikan yang memadai, serta akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan.
Menyangkut pendirian Sekolah Sukma Bangsa, satu isu penting mengemuka, terutama berhubungan dengan format dan orientasi pembelajaran yang hendak dilaksanakan di tiga sekolah tersebut. Dalam hal ini, satu poin penting yang perlu ditekankan adalah bahwa pembangunan sekolah ini memang didedikasikan bagi pengembangan masyarakat Aceh. Oleh karena itu, nilai-nilai lokal keacehan, yang pada dasarnya sangat identik dengan keislaman dan keindonesiaan menjadi sangat penting dipertimbangkan. Dalam kerangka ini perlu disebut kemanusiaan sebagai satu nilai universal yang juga menjadi landasan orientasi pembelajaran di Sekolah Sukma Bangsa.
Perlu ditegaskan, pengalaman sejarah Aceh menunjukkan bahwa proses
pembentukan budaya Aceh atau juga disebut keacehan berlangsung sejalan
dengan proses penerimaan Islam oleh masyarakat. Karena itu, Islam secara
sangat berarti menjadi satu unsur penting dalam proses pembentukan
struktur sosial dan budaya masyarakat Aceh. Ungkapan Aceh sebagai
“Serambi Mekkah” pada dasarnya merupakan satu hasil dari proses sejarah
di atas. Proses tersebut terus berlangsung ketika Aceh menjadi bagian
dari Indonesia. Di sini, keindonesiaan menjadi satu unsur penting lain
yang ikut memperkaya proses perkembangan Aceh. Prinsip keindonesiaan
atau kebangsaan selanjutnya menjadi satu nilai utama yang dianut
masyarakat Aceh.
Dengan demikian, di samping mencapai standar kualifikasi pendidikan
sebagai layaknya sekolah unggul, proses pembelajaran di Sekolah Sukma
Bangsa juga akan mempertimbangkan nilai-nilai lokal keacehan.
Diharapkan, sekolah ini memiliki nilai sosial strategis bagi usaha
kemanusiaan untuk pengembangan masyarakat Aceh. Untuk itu, lima prinsip
di bawah ini menjadi penting diangkat sebagai landasan filosofis bagi
pembelajaran yang akan menerjemahkan nilai-nilai dan kebutuhan riil
masyarakat di tengah arus perubahan sosial yang mendasar.
Demikian Informasi Lowongan Kerja Guru Terbaru pada Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe.
No comments:
Post a Comment